إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا
شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده
اللهم
صلّ وسلّم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
يا
أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
قال
الله تعالى في القرآن العظيم
أعوذ
بالله من الشيطان الرجيم
بسم
الله الرحمن الرحيم
كل نفس
ذائقة الموت
كل نفس
ذائقة الموت
وإنما
توفون أجوركم يوم القيامة
الآية
Bapak-bapak, hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa
ta’ala …
Segala puji kita sampaikan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala, yang
kepada-Nya kita senantiasa mohon pertolongan, yang kepada-Nya kita selalu
memohon ampun atas dosa-dosa & maksiat yang kita perbuat, dan kita
berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari buruk-buruknya diri & jiwa
kita, dan kita berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari keburukan
amal-amal kita.
Shalawat & salam semoga senantiasa pula tercurah kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wa sallam.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Kehidupan kita di dunia ini, bukanlah terjadi dengan sendirinya, bukanlah
kita tiba-tiba berada di dunia, seperti sulap misalnya, Abrakadabra … terjadi
hidup di dunia … tidak …
Ada proses yang terjadi sebelum kita hadir di dunia ini, ada fase kehidupan
yang telah kita lewati sebelum kita berada di fase alam dunia ini …
Pun demikian, dunia bukanlah akhir dari kehidupan, setelah dunia, masih ada
fase kehidupan yang kita jalani, setelah kehidupan dunia ini selesai bukan
berarti seluruh rangkaian kehidupan selesai, bukan …
Bahkan sebenarnya, setelah kehidupan dunia, ada kehidupan yang sebenarnya,
yang sungguh perjalanan setelah kehidupan dunia lebih panjang … masih panjang
kehidupan setelah dunia.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Abul Faraj Ibnul Jauzi dalam kitabnya Bahrud Dumuu’ menyampaikan bahwa fase
kehidupan manusia terbagi menjadi enam bagian :
Kata beliau, manusia itu menjalani enam
fase kehidupan :
Yang
pertama, yang telah kita lewati & yang telah
kita lalui sebelum kehidupan dunia ini ialah alam
ruh, sebagaimana Allah sampaikan di dalam
Al-Qur’an surat Al-insan ayat yang pertama :
هل أتى
على الإنسان حين من الدهر لم يكن شيئا مذكورا
Bukankah telah datang kepada manusia waktu dari masa dimana ketika itu
manusia belum bisa disebut -Ketika di alam ruh- kita belum bisa disebut sebagai
manusia
Itu adalah kehidupan kita yang pertama di alam ruh.
Adapun
fase yang kedua dalam kehidupan kita setelah alam ruh,
yakni alam Rahim, sebagaimana disampaikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam surat
Az-Zumar ayat 6:
يخلقكم
في بطون أمهاتكم خلقا من بعد خلق في ظلمات ثلاث
Dia menjadikan kamu di perut ibumu , di Rahim ibumu, dari kejadian demi
kejadian, rangkaian demi rangkaian kehidupan dalam Rahim yang melewati tiga
kegelapan,
Ini adalah fase kedua kehidupan manusia setelah alam ruh, yakni alam dimana
kita berada dalam Rahim ibu kita.
Dan
fase yang ketiga, ialah saat ini, yang sedang kita jalani
sekarang, yang sedang kita jalani detik ini, ini adalah fase yang ketiga, fase kehidupan dunia.
Sebelumnya, kita sudah melewati alam ruh & alam Rahim, sadar atau tidak
sadar, ingat atau tidak ingat, percaya atau tidak percaya, kita telah
melaluinya, dan sekarang adalah fase ketiga dalam kehidupan kita.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Nah, setelah kehidupan kita di dunia ini, ternyata masih panjang perjalanan
kita, masih panjang … setelah kehidupan dunia, kita akan melanjutkan perjalanan
menuju alam barzakh, menuju alam kubur, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat
Al-Mu’minun ayat yang ke 100 :
ومن
ورائهم برزخ إلى يوم يبعثون
Dan di hadapan mereka ada barzakh, ada pembatas sampai hari mereka
dibangkitkan.
Alam barzakh atau alam kubur dikatakan sebagai alam batas karena ialah
batas antara alam dunia & alam akhirat, ini adalah fase kehidupan manusia
yang keempat,
Setelah
fase yang keempat, manusia akan melanjutkan perjalanan
menuju fase yang kelima, yaitu padang
mahsyar, di dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman:
يوم
تبدل الأرض غير الأرض والسماوات وبرزوا لله الواحد القهار
Pada hari itu (ketika kita berada di padang mahsyar), itu adalah suatu hari
dimana bumi ini diganti dengan bumi yang lain, dan begitu pula dengan langit,
dan manusia dikumpulkan menghadap Allah Al-Wahid Al-Qahhar, yang maha Esa &
maha Perkasa.
Di sana di padang mahsyar, kemudian manusia diperlihatkan kepada mereka
apa-apa yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia.
Setelah kita menjalani alam barzakh, kemudian melewati padang mahsyar,
kehidupan kita masih terus berlanjut menuju alam
yang terakhir, alam keabadian, alam akhirat.
Kenapa dikatakan alam akhirat? Karena alam tersebut merupakan akhir dari
rangkaian segala kehidupan manusia, setelah akhirat, tidak ada lagi perjalanan
, dan di akhirat inilah hanya ada dua penghabisan, hanya ada dua tempat di
akhirat, yaitu surga atau neraka.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 185 :
كل نفس
ذائقة الموت
Setiap yang berjiwa, setiap nafs pasti akan menghadapi kematian,
وإنما
توفون أجوركم يوم القيامة
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu,
فمن
زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز
Orang yang dijauhkan dari neraka dan didekatkan (dimasukkan –ed) kepada
surga, merupakan orang-orang yang beruntung,
وما
الحياة الدنيا إلا متاع الغرور
Dan tiadalah kehidupan dunia, melainkan hanya kesenangan yang
memperdayakan.
Kehidupan surga –para jama’ah sekalian- merupakan kehidupan yang tanpa
batas, kehidupan yang “khalidiina fiihaa Abadan”, kekal selama-lamanya di dalam
surga, dan setiap hari, kenikmatan surge bertambah, bertambah & terus
bertambah, tidak pernah berkurang, dan manusia tidak pernah bosan di dalamnya,
Sebaliknya dengan kehidupan neraka -jama’ah sekalian- kehidupan neraka juga
kehidupan yang “khalidiina fiihaa”, kekal selama-lamanya di dalamnya, hanya
saja perbedaannya: neraka tempat yang penuh dengan bara api, tempat yang penuh
dengan kesengsaraan …
Jama’ah sekalian … seandainya siksaan di neraka itu lamanya sama dengan
jumlah pasir yang ada di dunia ini, hitungan tahun penghuni neraka sama dengan
jumlah butiran pasir di bumi ini … -seandainya seperti itu lamanya- justru akan
membuat bahagia penghuni neraka, masih membuat bahagia penghuni neraka,
mengapa?
Karena begitu banyakpun butir pasir di dunia ini, jika diambil satu
persatu, meskipun sangat-sangat lama, pasti akan habis juga, pasti akan
berakhir juga, pasti bisa dihitung meskipun begitu banyaknya pasir di bumi ini.
Tetapi bukan seperti hitungan pasir lamanya penghuni neraka, tetapi
“khalidiina fiihaa abada”, kekal selama-lamanya, tidak ada harapan untuk
kembali, maka penghuni neraka adalah orang-orang yang sangat berputus asa.
Jama’ah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Kehidupan dunia ini, tiadalah kecuali hanyalah kehidupan yang setelahnya
masih ada fase-fase selanjutnya, yang mau – tidak mau, harus kita lewati, fase
ini –kehidupan di dunia- hanya berumur sampai 60 sampai 70 tahun, mungkin ada
yang 80 sampai 100, yang merupakan kebanyakan umur manusia demikian.
Sementara perjalanan fase selanjutnya setelah kehidupan dunia, yaitu alam
kubur, di alam kubur, manusia akan tinggal ribuan tahun lebih lama daripada
kehidupan di dunia.
Dan setelah alam kubur, manusia akan melanjutkan perjalanan kepada padang
mahsyar, dimana -di padang mahsyar-, manusia akan menghabiskan waktu sampai
50.000 tahun di padang yang begitu gersang, manusia di sana telanjang, tidak
memiliki pakaian, satu sama lain saling menmanggil-manggil, dan matahari di
padang mahsyar begitu dekat di atas ubun-ubun manusia.
Sementara fase terakhir, setelah padang mahsyar, yaitu menuju alam
keabadian surga atau neraka, dari rangkaian perjalanan setelah dunia, kemudian
alam kubur, padang mahsyar dan kemudian alam keabadian, jelas sekali
terlihat bahwasanya kehidupan dunia merupakan fase yang paling singkat di
antara -jika dibandingkan- dengan fase-fase selanjutnya,
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Kita terkadang begitu cinta dengan kehidupan dunia, kita lupa dengan
akhirat, kita bermegah-megahan dengan melupakan kehidupan akhirat, padahal
bagaimanapun keadaan kita di dunia ini, bekal kita sudah disediakan di dunia
ini, ketika kita lapar, kita bisa mencari makan, ketika haus kita bisa mencari
minum, namun berbeda dengan kehidupan alam kubur, alam padang mahsyar, juga
alam keabadian, berbeda, karena sesungguhnya, bagaimana keadaan kita di alam
kubur, bagaimana keadaan kita di padang mahsyar dan nasib kita, apakah kita
masuk surga atau neraka, semua tergantung bagaimana kita membekali diri kita di
dalam kehidupan dunia ini.
Seseorang yang sukses kehidupan dunianya maka akan sukses kehidupan
akhiratnya, maksudnya apa? Orang yang sukses mencari bekal untuk akhirat di
dunia, maka dia adalah orang-orang yang beruntung, karena setelah kehidupan
dunia ini, kita tidak akan pernah lagi mencari pembekalan, melainkan kita hanya
akan menjalani kehidupan selanjutnya dengan bekal-bekal yang telah kita
persiapkan.
Jama’ah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Perjalanan kita masih panjang, masih sangat panjang, sementara bekal yang
kita miliki begitu sedikit, Perjalanan kita masih panjang, sementara
maksiat-maksiat masih terus kita lakukan, Perjalanan kita masih panjang,
sementara amal-amal shalih kita masih begitu sedikit …
Nah, karena kehidupan dunia merupakan penentu, merupakan tolok ukur
bagaimana keadaan kita di alam selanjutnya, maka ada hal-hal yang harus kita
fahami tentang hakikat kehidupan dunia:
Yang
pertama:
Kita harus memahami bahwa hidup di dunia ini untuk ibadah, jika hidup di
dunia ini untuk ibadah, jika hidup di dunia ini untuk ibadah, lantas apa yang
harus kita lakukan?
Yang pertama, kita meniatkan seluruh aktivitas di dunia ini: makan, minum,
tidur, & bangun, adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Itu yang pertama, menjadikan kehidupan dunia sebagai tempat beribadah.
Yang
kedua:
Yang harus kita sadari, kehidupan dunia merupakan tempat ujian, manusia
akan diuji dalam kehidupan ini dengan kebahagiaan maupun dengan kesengsaraan,
maka yang harus kita lakukan adalah -terhadap yang kedua ini-, kita harus
bersabar dan senantiasa tabah menghadapi ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Adapun
yang ketiga:
Yang harus kita sadari terhadap kehidupan dunia ini ialah: kehidupan
akhirat lebih baik dari kehidupan dunia yang sekarang ini, maka apa yang harus
kita lakukan terhadap point yang ketiga ini?
Yang harus kita lakukan ialah harus memprioritaskan kehidupan akhirat,
harus mengutamakan kehidupan akhirat di atas kehidupan dunia,
Adapun
yang keempat:
Yang harus kita sadari tentang dunia ini, ialah kehidupan dunia ini hanya
sementara, kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang fana, maka apa yang harus
kita lakukan terhadap point yang keempat ini?
Yaitu, kita harus senantiasa memanfaatkan umur kita yang sebentar untuk
menuju bekal di akhirat
وتزودوا
فإن خير الزاد التقوى
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa
Demikianlah khuthbah yang singkat pada hari ini, semoga Allah subhanahu wa
ta’ala menyelamatkan kita, baik kehidupan kita di dunia, maupun kehidupan kita
di akhirat, dan membantu kita, kelak menjalani kehidupan yang masih begitu
panjang, semoga Allah menyelamatkan kita di alam kubur, menyelamatkan kita di
padang mahsyar, dan kemudian menjadikan kita golongan-golongan yang dimasukkan
ke dalam surga, dan dilindungi dari golongan-golongan yang … termasuk ke
dalam penghuni neraka.
آمين
... آمين ... يا رب العالمين ...
بارك
الله لي ولكم في القرآن العظيم
ونفعني
وإياكم لما فيه من الآيات والذكر الحكيم
أقول
قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين
والمؤمنات
فاستغفروا
إنه هو الغفور الرحيم
~**~**~**~**~**~**~
Disalin oleh Amiira Basyarahil dari rekaman Khuthbah Jum’at
“Fase Kehidupan”, oleh Yusri Kombih Hafizhahullah ta’ala. 15 Dzulhijjah
1435 H/ 10 Oktober 2014.
0 komentar:
Posting Komentar