(كوني لؤلؤة نفيسة ولو بين الرمال ~**~ ~**~ كوني زهرة جميلة ولو بين الأعشاب ~**~ (يسري كومبيه ~**~
"Jadilah Sebutir Mutiara Yang Berharga Meski Di Antara Tumpukan Pasir... Jadilah Setangkai Bunga Yang Indah Meski Di Antara Tumbuhnya Rerumputan..." (Yusri Kombih)

Selasa, 21 Oktober 2014

Filled Under:
, ,

Fase Kehidupan Manusia




إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده
اللهم صلّ وسلّم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
قال الله تعالى في القرآن العظيم
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
كل نفس ذائقة الموت
كل نفس ذائقة الموت
وإنما توفون أجوركم يوم القيامة
الآية


Bapak-bapak, hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Segala puji kita sampaikan ke hadirat  Allah subhanahu wa ta’ala, yang kepada-Nya kita senantiasa mohon pertolongan, yang kepada-Nya kita selalu memohon ampun atas dosa-dosa & maksiat yang kita perbuat, dan kita berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari buruk-buruknya diri & jiwa kita, dan kita berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari keburukan amal-amal kita.


Shalawat & salam semoga senantiasa pula tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wa sallam.


Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Kehidupan kita di dunia ini, bukanlah terjadi dengan sendirinya, bukanlah kita tiba-tiba berada di dunia, seperti sulap misalnya, Abrakadabra … terjadi hidup di dunia … tidak …
Ada proses yang terjadi sebelum kita hadir di dunia ini, ada fase kehidupan yang telah kita lewati sebelum kita berada di fase alam dunia ini …  


Pun demikian, dunia bukanlah akhir dari kehidupan, setelah dunia, masih ada fase kehidupan yang kita jalani, setelah kehidupan dunia ini selesai bukan berarti seluruh rangkaian kehidupan selesai, bukan …


Bahkan sebenarnya, setelah kehidupan dunia, ada kehidupan yang sebenarnya, yang sungguh perjalanan setelah kehidupan dunia lebih panjang … masih panjang kehidupan setelah dunia.


Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …
Abul Faraj Ibnul Jauzi dalam kitabnya Bahrud Dumuu’ menyampaikan bahwa fase kehidupan manusia terbagi menjadi enam bagian :

Kata beliau, manusia itu menjalani enam fase kehidupan :


Yang pertama, yang telah kita lewati & yang telah kita lalui sebelum kehidupan dunia ini ialah alam ruh, sebagaimana Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an surat Al-insan ayat yang pertama :

هل أتى على الإنسان حين من الدهر لم يكن شيئا مذكورا

Bukankah telah datang kepada manusia waktu dari masa dimana ketika itu manusia belum bisa disebut -Ketika di alam ruh- kita belum bisa disebut sebagai manusia
Itu adalah kehidupan kita yang pertama di alam ruh.



Adapun fase yang kedua dalam kehidupan kita setelah alam ruh, yakni alam Rahim, sebagaimana disampaikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam surat Az-Zumar ayat 6:

يخلقكم في بطون أمهاتكم خلقا من بعد خلق في ظلمات ثلاث

Dia menjadikan kamu di perut ibumu , di Rahim ibumu, dari kejadian demi kejadian, rangkaian demi rangkaian kehidupan dalam Rahim yang melewati tiga kegelapan,
Ini adalah fase kedua kehidupan manusia setelah alam ruh, yakni alam dimana kita berada dalam Rahim ibu kita.



Dan fase yang ketiga, ialah saat ini, yang sedang kita jalani sekarang, yang sedang kita jalani detik ini, ini adalah fase yang ketiga, fase kehidupan dunia.



Sebelumnya, kita sudah melewati alam ruh & alam Rahim, sadar atau tidak sadar, ingat atau tidak ingat, percaya atau tidak percaya, kita telah melaluinya, dan sekarang adalah fase ketiga dalam kehidupan kita.


Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …

Nah, setelah kehidupan kita di dunia ini, ternyata masih panjang perjalanan kita, masih panjang … setelah kehidupan dunia, kita akan melanjutkan perjalanan menuju alam barzakh, menuju alam kubur, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat yang ke 100 :

ومن ورائهم برزخ إلى يوم يبعثون

Dan di hadapan mereka ada barzakh, ada pembatas sampai hari mereka dibangkitkan.


Alam barzakh atau alam kubur dikatakan sebagai alam batas karena ialah batas antara alam dunia & alam akhirat, ini adalah fase kehidupan manusia yang keempat,


Setelah fase yang keempat, manusia akan melanjutkan perjalanan menuju fase yang kelima, yaitu padang mahsyar, di dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات وبرزوا لله الواحد القهار

Pada hari itu (ketika kita berada di padang mahsyar), itu adalah suatu hari dimana bumi ini diganti dengan bumi yang lain, dan begitu pula dengan langit, dan manusia dikumpulkan menghadap Allah Al-Wahid Al-Qahhar, yang maha Esa & maha Perkasa.


Di sana di padang mahsyar, kemudian manusia diperlihatkan kepada mereka apa-apa yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia.



Setelah kita menjalani alam barzakh, kemudian melewati padang mahsyar, kehidupan kita masih terus berlanjut menuju alam yang terakhir, alam keabadian, alam akhirat.


Kenapa dikatakan alam akhirat? Karena alam tersebut merupakan akhir dari rangkaian segala kehidupan manusia, setelah akhirat, tidak ada lagi perjalanan , dan di akhirat inilah hanya ada dua penghabisan, hanya ada dua tempat di akhirat, yaitu surga atau neraka.


Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 185 :

كل نفس ذائقة الموت

Setiap yang berjiwa, setiap nafs pasti akan menghadapi kematian,

وإنما توفون أجوركم يوم القيامة

Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu,

فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز

Orang yang dijauhkan dari neraka dan didekatkan (dimasukkan –ed) kepada surga, merupakan orang-orang yang beruntung,

وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور

Dan tiadalah kehidupan dunia, melainkan hanya kesenangan yang memperdayakan.



Kehidupan surga –para jama’ah sekalian- merupakan kehidupan yang tanpa batas, kehidupan yang “khalidiina fiihaa Abadan”, kekal selama-lamanya di dalam surga, dan setiap hari, kenikmatan surge bertambah, bertambah & terus bertambah, tidak pernah berkurang, dan manusia tidak pernah bosan di dalamnya,



Sebaliknya dengan kehidupan neraka -jama’ah sekalian- kehidupan neraka juga kehidupan yang “khalidiina fiihaa”, kekal selama-lamanya di dalamnya, hanya saja perbedaannya: neraka tempat yang penuh dengan bara api, tempat yang penuh dengan kesengsaraan …



Jama’ah sekalian … seandainya siksaan di neraka itu lamanya sama dengan jumlah pasir yang ada di dunia ini, hitungan tahun penghuni neraka sama dengan jumlah butiran pasir di bumi ini … -seandainya seperti itu lamanya- justru akan membuat bahagia penghuni neraka, masih membuat bahagia penghuni neraka, mengapa?


Karena begitu banyakpun butir pasir di dunia ini, jika diambil satu persatu, meskipun sangat-sangat lama, pasti akan habis juga, pasti akan berakhir juga, pasti bisa dihitung meskipun begitu banyaknya pasir di bumi ini.


Tetapi bukan seperti hitungan pasir lamanya penghuni neraka, tetapi “khalidiina fiihaa abada”, kekal selama-lamanya, tidak ada harapan untuk kembali, maka penghuni neraka adalah orang-orang yang sangat berputus asa.



Jama’ah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …

Kehidupan dunia ini, tiadalah kecuali hanyalah kehidupan yang setelahnya masih ada fase-fase selanjutnya, yang mau – tidak mau, harus kita lewati, fase ini –kehidupan di dunia- hanya berumur sampai 60 sampai 70 tahun, mungkin ada yang 80 sampai 100, yang merupakan kebanyakan umur manusia demikian.


Sementara perjalanan fase selanjutnya setelah kehidupan dunia, yaitu alam kubur, di alam kubur, manusia akan tinggal ribuan tahun lebih lama daripada kehidupan di dunia.


Dan setelah alam kubur, manusia akan melanjutkan perjalanan kepada padang mahsyar, dimana -di padang mahsyar-, manusia akan menghabiskan waktu sampai 50.000 tahun di padang yang begitu gersang, manusia di sana telanjang, tidak memiliki pakaian, satu sama lain saling menmanggil-manggil, dan matahari di padang mahsyar begitu dekat di atas ubun-ubun manusia.



Sementara fase terakhir, setelah padang mahsyar, yaitu menuju alam keabadian surga atau neraka, dari rangkaian perjalanan setelah dunia, kemudian alam kubur, padang mahsyar dan kemudian alam keabadian,  jelas sekali terlihat bahwasanya kehidupan dunia merupakan fase yang paling singkat di antara -jika dibandingkan- dengan fase-fase selanjutnya,


Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …

Kita terkadang begitu cinta dengan kehidupan dunia, kita lupa dengan akhirat, kita bermegah-megahan dengan melupakan kehidupan akhirat, padahal bagaimanapun keadaan kita di dunia ini, bekal kita sudah disediakan di dunia ini, ketika kita lapar, kita bisa mencari makan, ketika haus kita bisa mencari minum, namun berbeda dengan kehidupan alam kubur, alam padang mahsyar, juga alam keabadian, berbeda, karena sesungguhnya, bagaimana keadaan kita di alam kubur, bagaimana keadaan kita di padang mahsyar dan nasib kita, apakah kita masuk surga atau neraka, semua tergantung bagaimana kita membekali diri kita di dalam kehidupan dunia ini.


Seseorang yang sukses kehidupan dunianya maka akan sukses kehidupan akhiratnya, maksudnya apa? Orang yang sukses mencari bekal untuk akhirat di dunia, maka dia adalah orang-orang yang beruntung, karena setelah kehidupan dunia ini, kita tidak akan pernah lagi mencari pembekalan, melainkan kita hanya akan menjalani kehidupan selanjutnya dengan bekal-bekal yang telah kita persiapkan.



Jama’ah  yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala …

Perjalanan kita masih panjang, masih sangat panjang, sementara bekal yang kita miliki begitu sedikit, Perjalanan kita masih panjang, sementara maksiat-maksiat masih terus kita lakukan, Perjalanan kita masih panjang, sementara amal-amal shalih kita masih begitu sedikit …

Nah, karena kehidupan dunia merupakan penentu, merupakan tolok ukur bagaimana keadaan kita di alam selanjutnya, maka ada hal-hal yang harus kita fahami tentang hakikat kehidupan dunia:



Yang pertama:

Kita harus memahami bahwa hidup di dunia ini untuk ibadah, jika hidup di dunia ini untuk ibadah, jika hidup di dunia ini untuk ibadah, lantas apa yang harus kita lakukan?
Yang pertama, kita meniatkan seluruh aktivitas di dunia ini: makan, minum, tidur, & bangun, adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Itu yang pertama, menjadikan kehidupan dunia sebagai tempat beribadah.



Yang kedua:

Yang harus kita sadari, kehidupan dunia merupakan tempat ujian, manusia akan diuji dalam kehidupan ini dengan kebahagiaan maupun dengan kesengsaraan, maka yang harus kita lakukan adalah -terhadap yang kedua ini-, kita harus bersabar dan senantiasa tabah menghadapi ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala.



Adapun yang ketiga:

Yang harus kita sadari terhadap kehidupan dunia ini ialah: kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia yang sekarang ini, maka apa yang harus kita lakukan terhadap point yang ketiga ini?

Yang harus kita lakukan ialah harus memprioritaskan kehidupan akhirat, harus mengutamakan kehidupan akhirat di atas kehidupan dunia,




Adapun yang keempat:

Yang harus kita sadari tentang dunia ini, ialah kehidupan dunia ini hanya sementara, kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang fana, maka apa yang harus kita lakukan terhadap point yang keempat ini?

Yaitu, kita harus senantiasa memanfaatkan umur kita yang sebentar untuk menuju bekal di akhirat

وتزودوا فإن خير الزاد التقوى

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa



Demikianlah khuthbah yang singkat pada hari ini, semoga Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan kita, baik kehidupan kita di dunia, maupun kehidupan kita di akhirat, dan membantu kita, kelak menjalani kehidupan yang masih begitu panjang, semoga Allah menyelamatkan kita di alam kubur, menyelamatkan kita di padang mahsyar, dan kemudian menjadikan kita golongan-golongan yang dimasukkan ke dalam surga, dan dilindungi dari golongan-golongan yang …  termasuk ke dalam  penghuni neraka.


آمين ... آمين ... يا رب العالمين ...
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم
ونفعني وإياكم لما فيه من الآيات والذكر الحكيم
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات
فاستغفروا إنه هو الغفور الرحيم



~**~**~**~**~**~**~

Disalin oleh Amiira Basyarahil dari rekaman Khuthbah Jum’at “Fase Kehidupan”, oleh Yusri Kombih Hafizhahullah ta’ala. 15 Dzulhijjah 1435 H/ 10 Oktober 2014.

0 komentar:

Posting Komentar

Visitor

free counters

Copyright @ 2013 صاحب القرآن.