(Hafal Alquran
di usia 80 tahun)
Ummi Shalih, itulah panggilan akrabnya. Ia adalah
seorang nenek berusia 80 tahun. Nenek ini mengawali upayanya mengahfal Alquran
ketika telah berusia 70 tahun. Keinginan yang kuat, kesabaran, dan pengorbanan
adalah makna-makna positif yang telah ia wujudkan dalam kehidupannya guna
mencapai cita-cita luhur yang bersemayam di dalam hatinya.
Sebenarnya Ummu Shalih memiliki hasrat untuk menghafalkan
Alquran sejak kcil. Ayahnya selalu berharap dan juga mendoakan agar ia seperti
halnya sang ayah dan kakak laki-lakinya yang berhasil menjadi para hafizh
Alquran. Di saat masih belia, ia pun berhasil mengahafalkan beberapa surat,
yang jika dihitung kira-kira sebanyak 3 juz. Namun hafalan beliau terhenti
karena satu dan lain hal.
Bagaimana Ummu Shalih Menghafal Di Usia 70 tahun?
Setiap usai shalat Ashar, nenek ini duduk bersama
putrinya yang membacakan Alquran kepadanya sebanyak sepuluh ayat secara
berulang-ulang, sementara ia mengikutinya. Sang putri juga menjelaskan
makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacakan tersebut. Keesokan harinya,
kegiatan yangs ama diulang kembali sebelum putrinya berangkat sekolah. Selain itu
ia juga mendengarkan berulang-ulang rekaman bacaatn murattal Syaikh Mahmud
Khalil Al-Hushari. Kemudian apa yang dihafalkan hari ini akan di-tasmi’-kan
(diperdengarkan/disetor) pada hari berikutnya. Demikian seterusnya hari demi
hari hingga tiba hari Jum’at. Pada hari yang mulia tersebut, jadwal yang
dijalankan adalah mengulang (muraja’ah) hafalan yang telah dihasilakan selama
sepekan.
Dengan cara seperti ini, dalam waktu empat setengah
tahun, Ummu Shalih berhasil mengahafal 12 juz. Program ini terus berjalan dan
waktupun berlalu hingga akhirnya impian Ummu Shalih menjadi kenyataan. Ia bisa
hafal 30 juz Alquran secara sempurna, walaupun sudah memasuki usia yang sering
disebut mustahil untuk mampu melakukannya.
Ummu Shalih, Sang Nenek Menjadi Inspirasi
Semangat yang membara serta keberhasilannya dalam
mewujudkan cita-cita luhur memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan yanga
da di sekitarnya, teruatama bagi para perempuan. Pengaruh itu terlihat nyata. Anak-anak
perempuannya dan juga para menantu perempuannya bersemangat mengikuti jejaknya.
Bahkan, mereka menjadikannya sebagai contoh yang patut diteladani. Mereka mengadakan
halaqah seminggu sekali dirumahnya, kira-kira satu jam lamanya. Mereka berupaya
bersama-sama mengahfalkan Alquran dan men-tasmi’-kan hafalan. Surat demi surat,
juz demi juz pun akhirnya bisa mereka hafalkan.
Para tetangga yang dulu sempat meragukan keinginan
nenek ini dan mengendurkan semangatnya menghafalkan Alquran, dengan mengatakan
bahwa mengahfal Alquran itu sulit sekali, apalagi bagi orang yang sudah berusia
lanjut seperti dirinya, belum lagi lemah pula ingatannya, kini akhirnya mereka
pun sadar dan kini mengacungkan jempol kepadanya. Di antara mereka ada yang
ingin seperti dirinya dan mengikuti jejaknya. Bahkan, setelah mengetahui
keberhasilan nenek tersebut mengahafal Alquran 30 juz, mereka ikut senang,
bangga dan bahkan terharu hingga ada yang meneteskan air mata.
Selanjutnya, nenek ini mendorong cucunya agar
mengikut halaqah-halqah Alquran. Bahkan ia memberikan hadiah kepada mereka atas
prestasi yang mereka raih. Harapannya agar mereka bisa menjadi hafiz dan
hafizhah di usia yang belia dan muda bukan seperti dirinya. Baginya menghafal Alquran sejak dini lebih
baik. Meskipun tidak ada kata “terlambat” bagi siapapun yang ingin menghafal
Alquran. Juga tidak ada kata “malu” demi menjadi keluarga Allah dan orang-orang
spesial-Nya, sebagaimana dikatakan nabi tentang Ahlul Quran.
Untuk menjaga hafalan ia senantiasa muraja’ah dan
mendenagrkan kaset. Sesekali ia meminta orang lain untuk mendengarkan bacaan
darinya. Namun yang terpenting baginya
adalah membaca surat-surat panjang dalam menunaikan shalat.
Kisah ini menjadi renungan bagi kita bahwa tidak ada
alasan dengan faktor usia. Jika kemauan tinggi dan tekad kuat, insya Allah
tidak sulit menghafal Alquran. Jangan sampai kita yang masih muda kalah oleh
nenek berusia senja yang membuktikan dirinya mampu menjadi hafizhah.
Sumber: Kisah Bocah 3.5 Tahun & Nenek 80 Tahun
Penghafal Alquran, oleh Abdul Hakim El Hamidy
Sumber Gambar:
https://fbexternal-a.akamaihd.net/safe_image.php?d=AQCGUTDfk6tUXBbG&w=470&h=246&url=http%3A%2F%2Fislampos.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F08%2Fumur-82.jpg%3F87984d&cfs=1&upscale
0 komentar:
Posting Komentar