(كوني لؤلؤة نفيسة ولو بين الرمال ~**~ ~**~ كوني زهرة جميلة ولو بين الأعشاب ~**~ (يسري كومبيه ~**~
"Jadilah Sebutir Mutiara Yang Berharga Meski Di Antara Tumpukan Pasir... Jadilah Setangkai Bunga Yang Indah Meski Di Antara Tumbuhnya Rerumputan..." (Yusri Kombih)

Selasa, 21 Oktober 2014

Filled Under:
,

Ummu Shalih

 (Hafal Alquran di usia 80 tahun)




Ummi Shalih, itulah panggilan akrabnya. Ia adalah seorang nenek berusia 80 tahun. Nenek ini mengawali upayanya mengahfal Alquran ketika telah berusia 70 tahun. Keinginan yang kuat, kesabaran, dan pengorbanan adalah makna-makna positif yang telah ia wujudkan dalam kehidupannya guna mencapai cita-cita luhur yang bersemayam di dalam hatinya.

Sebenarnya Ummu Shalih memiliki hasrat untuk menghafalkan Alquran sejak kcil. Ayahnya selalu berharap dan juga mendoakan agar ia seperti halnya sang ayah dan kakak laki-lakinya yang berhasil menjadi para hafizh Alquran. Di saat masih belia, ia pun berhasil mengahafalkan beberapa surat, yang jika dihitung kira-kira sebanyak 3 juz. Namun hafalan beliau terhenti karena satu dan lain hal.


Bagaimana Ummu Shalih Menghafal Di Usia 70 tahun?

Setiap usai shalat Ashar, nenek ini duduk bersama putrinya yang membacakan Alquran kepadanya sebanyak sepuluh ayat secara berulang-ulang, sementara ia mengikutinya. Sang putri juga menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacakan tersebut. Keesokan harinya, kegiatan yangs ama diulang kembali sebelum putrinya berangkat sekolah. Selain itu ia juga mendengarkan berulang-ulang rekaman bacaatn murattal Syaikh Mahmud Khalil Al-Hushari. Kemudian apa yang dihafalkan hari ini akan di-tasmi’-kan (diperdengarkan/disetor) pada hari berikutnya. Demikian seterusnya hari demi hari hingga tiba hari Jum’at. Pada hari yang mulia tersebut, jadwal yang dijalankan adalah mengulang (muraja’ah) hafalan yang telah dihasilakan selama sepekan.

Dengan cara seperti ini, dalam waktu empat setengah tahun, Ummu Shalih berhasil mengahafal 12 juz. Program ini terus berjalan dan waktupun berlalu hingga akhirnya impian Ummu Shalih menjadi kenyataan. Ia bisa hafal 30 juz Alquran secara sempurna, walaupun sudah memasuki usia yang sering disebut mustahil untuk mampu melakukannya.

Ummu Shalih, Sang Nenek Menjadi Inspirasi

Semangat yang membara serta keberhasilannya dalam mewujudkan cita-cita luhur memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan yanga da di sekitarnya, teruatama bagi para perempuan. Pengaruh itu terlihat nyata. Anak-anak perempuannya dan juga para menantu perempuannya bersemangat mengikuti jejaknya. Bahkan, mereka menjadikannya sebagai contoh yang patut diteladani. Mereka mengadakan halaqah seminggu sekali dirumahnya, kira-kira satu jam lamanya. Mereka berupaya bersama-sama mengahfalkan Alquran dan men-tasmi’-kan hafalan. Surat demi surat, juz demi juz pun akhirnya bisa mereka hafalkan.

Para tetangga yang dulu sempat meragukan keinginan nenek ini dan mengendurkan semangatnya menghafalkan Alquran, dengan mengatakan bahwa mengahfal Alquran itu sulit sekali, apalagi bagi orang yang sudah berusia lanjut seperti dirinya, belum lagi lemah pula ingatannya, kini akhirnya mereka pun sadar dan kini mengacungkan jempol kepadanya. Di antara mereka ada yang ingin seperti dirinya dan mengikuti jejaknya. Bahkan, setelah mengetahui keberhasilan nenek tersebut mengahafal Alquran 30 juz, mereka ikut senang, bangga dan bahkan terharu hingga ada yang meneteskan air mata.

Selanjutnya, nenek ini mendorong cucunya agar mengikut halaqah-halqah Alquran. Bahkan ia memberikan hadiah kepada mereka atas prestasi yang mereka raih. Harapannya agar mereka bisa menjadi hafiz dan hafizhah di usia yang belia dan muda bukan seperti dirinya.  Baginya menghafal Alquran sejak dini lebih baik. Meskipun tidak ada kata “terlambat” bagi siapapun yang ingin menghafal Alquran. Juga tidak ada kata “malu” demi menjadi keluarga Allah dan orang-orang spesial-Nya, sebagaimana dikatakan nabi tentang Ahlul Quran.

Untuk menjaga hafalan ia senantiasa muraja’ah dan mendenagrkan kaset. Sesekali ia meminta orang lain untuk mendengarkan bacaan darinya.  Namun yang terpenting baginya adalah membaca surat-surat panjang dalam menunaikan shalat.

Kisah ini menjadi renungan bagi kita bahwa tidak ada alasan dengan faktor usia. Jika kemauan tinggi dan tekad kuat, insya Allah tidak sulit menghafal Alquran. Jangan sampai kita yang masih muda kalah oleh nenek berusia senja yang membuktikan dirinya mampu menjadi hafizhah.



Sumber: Kisah Bocah 3.5 Tahun & Nenek 80 Tahun Penghafal Alquran, oleh Abdul Hakim El Hamidy
Sumber Gambar:
https://fbexternal-a.akamaihd.net/safe_image.php?d=AQCGUTDfk6tUXBbG&w=470&h=246&url=http%3A%2F%2Fislampos.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F08%2Fumur-82.jpg%3F87984d&cfs=1&upscale

0 komentar:

Posting Komentar

Visitor

free counters

Copyright @ 2013 صاحب القرآن.