(كوني لؤلؤة نفيسة ولو بين الرمال ~**~ ~**~ كوني زهرة جميلة ولو بين الأعشاب ~**~ (يسري كومبيه ~**~
"Jadilah Sebutir Mutiara Yang Berharga Meski Di Antara Tumpukan Pasir... Jadilah Setangkai Bunga Yang Indah Meski Di Antara Tumbuhnya Rerumputan..." (Yusri Kombih)

Sabtu, 23 Februari 2013

Filled Under:

Terserahmu




Terserahmu
Yusri Kombih



Malam—siang
Pagi –petang
Gelap—terang
Ramai—lengang
Bersama—seorang
Tuhan...
Tunjuki jalanku—katamu
Bimbing aku—pintamu
Lindungi aku—rayumu
Tolonglah...—belasmu
Ampuni aku Tuhan...—tangismu

Kau berceloteh
Dalam kata—pinta—rayu—belas—tangis
Palsumu
Tunjuki  jalanku, O Tuhan...—katamu lagi
Bimbing aku, O Tuhan...—pintamu lagi
Lindungi aku, O Tuhan...—rayumu lagi
Tolonglah..., Tuhan...—belasmu lagi
Ampuni aku, O Tuhan...—tangismu lagi

Dengan nama-Mu Tuhan
Ya
Puji bagi-Mu
Tentu
Kau Mahabaik
Tak tahu diri
Hanya pada-Mu
Tak tahu malu
Tunjuki aku
Itu ya hamba-Ku
Tolong aku
Itu...
Kasihani aku
Itu...
Selamatkan aku
Ini...
Kumohon
Ini...

Lagi dan lagi
Omong kosongmu
Tunjuki  jalanku, O Tuhan...—katamu lagi lagi
Tunjuki  jalanku, O Tuhan...—lagi lagi katamu


Kau tahu jalan itu...hardik-Nya
Aku tidak tahu, O Tuhan...
Dusta!sanggah-Nya
Mana jalanku
Kau tahu...
Aku tak tahu
Bohong!
Mana dia
Ingkar!
Mana
Khianat!
Hhh
Munafik!

Kau menipu-Ku
Bagaimana aku menipu-Mu?
Ya... Kau menipu dirimu

Mengapa tak kau dengar
Mengapa tak kau lihat
Mengapa tak kau pikir
Kau pinta
Kuberi
Kau tolak!
Kau rayu
Kusayangi
Kau pergi!
Kau memelas
Kubelasi
Kau lari!
Kau tangis
Kuusap
Kau cibir!
Mungkir!

O Tuhan...
Jangan panggil aku Tuhan
Tuhan...
Aku bukan Tuhanmu
Lalu siapa?
Mana Kutahu
Bagaimana Kau tak tahu?
Kau pun tahu
Siapa?
Kau tahu

Terserah pada-Mu, O Tuhan...
Terserahmu, Ya Hamba,
Terserahmu
Terserahmu
Terserahmu...


Tangerang Selatan, Kamis, 21 Februari 2013

4 komentar:

  1. dalam bahagia
    dalam suka cita
    dalam riang gembira
    dalam gundah gulana
    dalam duka nestapa
    dalam angkara murka
    dalam rindu merana
    dalam sepi meronta
    dalam sendiri tersiksa
    Tempat-Mu lah aku menghamba
    Tempat-Mu lah aku meminta

    Akhir2 ini aku merasa kesepian boy, aku rindu sahabat2ku,
    aku rindu orang2 yang bisa menopangku,
    aku rindu orang2 yang selalu menasehatiku,
    dan disekitarku kebanyakan orang apatis dan mementingkan urusannya sendiri,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. kakiku terpasung
      tanganku terikat
      pikirku pun terbelenggu

      pikirku yang tak pernah usai
      bagai alir air sungai
      hingga kiamat tiba melerai

      pikirku yang tak pernah tuntas
      bagai desah hembus nafas
      hingga maut datang melepas

      tiada karibku di sisi
      tiada handai menemani
      kasih pun tah kemana

      miliaran manusia yang lalu lalang
      tiada yang kukenali
      gedung raksasa yang berdiri
      kulihat bagai peti mati
      kendaraan yang brsilweran
      kurasa bagai perhelatan duka
      baru kusadari,
      sku sendiri
      tanpamu, tanpanya, dan tanpa mereka...
      ...
      (tulisan ini kubuat ketika aku keliling2 Jakarta,
      dan tak seorang pun kukenali.
      ku sadar, aku sebatang kara di sini.
      Akhirnya aku terhenti di bawah sebuah pohon rindang di samping Kampus UMJ..
      dan itulah yang kurasakan...)


      Aku juga merasakan apa yang kau rasakan boy.
      aku sedang terpuruk. semua orang kecewa padaku. aku lelah. sepi. sendiri. terasing. terlupakan.
      Bersabarlah boy... kurasa kita tidak sendiri,

      SAAT TIADA YANG KITA MILIKI SELAIN ALLAH,
      SUNGGUH... ALLAH LEBIH DARI CUKUP!!!

      Oya... mengenai kesepian, saya pernah menemukan sebuah tulisan. Nnati2 saya kasih lihat.

      Hapus
  2. Oya boy...
    Puisi 'TERSERAHMU' di atas, menurut mu apa maknanya?
    belum pernah aku menulis puisi yang serupa itu.
    berbeda dari yang sudah-sudah.
    kata-katanya memang sederahana, pun susunannya.
    Tapi sebenarnya, ada rahasia di balik semua.

    BalasHapus
  3. Di Antara Milyaran Manusia, Aku Kesepian...

    Aku sering merasa kesepian. Selalu. Hidupku cuma terbentuk dari ruang 3×3 meter dengan pendingin ruangan yang sesekali meneteskan air karena bocor. Berkeliling tumpukan kertas yang terserak. Kabel yang semberaut. Air mineral. Dan tisu-tisu bekas yang belum juga masuk ke dalam tong-tong sampah terdekat.

    Sore kemarin. Di bawah teduh awan yang mendung, dalam langit yang mulai gelap dan menghitam, kepada seorang teman yang telah aku anggap dekat, aku katakan: AKU KESEPIAN. Aku katakan perasaanku tentang hati orang-orang, mereka yang mendekat saat kita menjadi hebat dan tidak ada yang mengunjungi saat kita bukan lagi apa-apa.

    Aku melihat manusia dengan sudut pandang yang sinis. Terkadang ironis. Hiperbola. Personifikasi. Oh, sudahlah, ini kita bukan bercerita tentang majas. Aku melihat manusia sebagai sekelompok makhluk yang hidup dari satu kepentingan kepada kepentingan yang lain. Saat dia perlu, dia hadir, saat tidak, maka semuanya serasa sampah.

    Tidak semua memang. Sebagian hadir dalam wujud yang tulus, namun kebanyakan memang demikian praktiknya. Sosokmu ada karena kamu itu dianggap penting.

    Kepada temanku itu, aku katakan juga bahwa temanku tidak banyak. Aku tidak tahu harus mengeja nama siapa saat aku berada di dalam lubang sunyi itu. Sedari dulu, aku hidup di dalam dunia yang begitu sepi. Teman-teman terbaikku, tidak hadir dalam jarak yang berdekatan, kecuali cuma sedikit dari mereka.

    Aku butuh banyak orang yang berkumpul bersamaku bukan karena mereka sedang membutuhkan aku, namun aku ingin seseorang yang memang menjadikannya aku sebagai teman yang mereka sayangi. Masalahnya adalah aku ini pemalas. Aku malas membina hubungan, aku malas untuk memulai. Aku terlalu takut, gugup, tidak percaya diri untuk mulai memberikan tangan sebagai awal mula persahabatan. Sebangsa, aku ini pecundang.

    Di kedai-kedai kopi, saat aku duduk, aku menatap ke mata orang-orang, berusaha mengeja setiap detail retina mereka, melihat tentang masa-masa yang mereka habiskan dalam hidup. Apakah ada kesetiaan di sana, ketulusan, kesetiakawanan. Apakah senyum dan tawa mereka, itu hadir dari sekian tahun persahabatan atau cuma terbentuk dari suatu hubungan yang sarat kepentingan.

    Aku iri dengan orang-orang yang hidup dengan banyak teman. Orang-orang yang selalu dibantu oleh kebanyakan orang.

    Aku kesepian. Di antara milyaran manusia, mungkin teman baikku cuma mampu dihitung dengan jemari tangan. Aku memang tertutup, tetapi bukan justifikasi bahwa aku tidak membutuhkan orang-orang, terlebih sebenar-benarnya seorang teman.

    Ditulis Oleh : Isnan Nugrah Lastiko Tiko
    http://sdftyujklvbn.blogspot.com/2012/01/di-antara-milyaran-manusia-aku-kesepian.html

    BalasHapus

Visitor

free counters

Copyright @ 2013 صاحب القرآن.